Prinsip-prinsip Komunis
Frederick Engels (1847)
Ditulis: Oktober-November 1847. Sumber: Selected Works, Volume One, p. 81-97
Penerbit: Progress Publishers, Moscow, 1969. Pertama Terbit: 1914, Eduard Bernstein dalam Vörwarts! (organ sentral Partai Sosial Demokrasi Jerman).
Pada tahun 1847 Engels menulis dua draf program untuk
Liga Komunis dalam bentuk sebuah katekismus[1],
satu pada bulan Juni, dan satunya lagi pada bulan Oktober. Draf kedua,
yang dikenal sebagai Principles of Communism (Prinsip-prinsip Komunisme)
terbit pertama kali pada tahun 1914. Dokumen yang lebih awal, yakni Draft of
the Communist Confession of Faith (Draf tentang Pengakuan Iman Komunis)
baru ditemukan pada 1968. Dokumen ini terbit pertama kali pada 1969 di Hamburg,
bersama dengan empat dokumen lain yang terkait dengan kongres pertama Liga
Komunis, dalam sebuah buklet berjudul Gründungs Dokumente des Bundes der
Kommunisten (Juni bis September 1847) (Dokumen-dokumen Pendirian Liga
Komunis, Juni-September 1847).
Dalam Kongres Liga Keadilan yang digelar pada bulan Juni 1847, yang juga
merupakan konferensi pendirian Liga Komunis, diputuskan untuk menerbitkan
sebuah draf “pengakuan iman” untuk didiskusikan pada seksi-seksi Liga. Dokumen
yang sekarang sudah ditemukan hampir pasti merupakan draf yang dimaksud.
Perbandingan atas dua dokumen memperlihatkan bahwa Principles of Communism
adalah sebuah edisi revisi dari draf yang lebih awal tersebut. Dalam Principles
of Communism, Engels meninggalkan tiga pertanyaan tanpa jawaban; dalam dua
pertanyaan ia memberi dengan catatan “bleibt” (tidak berubah). Jelas hal
ini merujuk pada jawaban-jawaban yang telah diberikan dalam draf yang lebih
awal.
Draf baru untuk program dikembangkan oleh Engels berdasarkan instruksi-instruksi dari badan pimpinan lingkaran Prancis dari Liga Komunis. Instruksi-instruksi itu diputuskan berdasarkan kritik tajam yang diajukan Engels dalam rapat panitia, 22 Oktober 1847, atas draf program yang dipersiapkan oleh “Sosialis sejati” Moses Hess, yang kemudian ditolak.
Draf baru untuk program dikembangkan oleh Engels berdasarkan instruksi-instruksi dari badan pimpinan lingkaran Prancis dari Liga Komunis. Instruksi-instruksi itu diputuskan berdasarkan kritik tajam yang diajukan Engels dalam rapat panitia, 22 Oktober 1847, atas draf program yang dipersiapkan oleh “Sosialis sejati” Moses Hess, yang kemudian ditolak.
Saat masih mempertimbangkan Principles of Communism
sebagai sebuah draf pendahuluan, Engels mengekspresikan pandangan, dalam
sepucuk surat kepada Marx tertanggal 23-24 November 1847, bahwa yang terbaik
adalah membuang bentuk katekisasi yang lama dan mempersiapkan sebuah program
dalam bentuk sebuah manifesto.
“Pikir lagi sebentar tentang Pengakuan Iman. Saya
percaya lebih baik kita membuang bentuk katekisasi, dan menyebutnya: Communist
Manifesto (Manifesto Komunis). Karena lebih atau kurang sejarah harus
tercakup di dalamnya, bentuknya yang sekarang sangat tidak tepat. Ada pada saya
sekarang apa yang sudah saya kerjakan; bentuknya naratif yang sederhana, tapi
penyusunan katanya sangat buruk, karena dibuat terlalu tergesa-gesa.”
Dalam kongres kedua Liga Komunis (29 November-8
Desember 1847), Marx dan Engels membela prinsip-prinsip ilmiah yang fundamental
dari Komunisme dan dipercaya membuat draf program dalam bentuk sebuah manifesto
Partai Komunis. Dalam menulis Manifesto, para pendiri Marxisme itu
mempergunakan dalil-dalil yang tercantum dalam Principles of Communism.
[Dalam bahasa Jerman, PJ] Engels menggunakan istilah Manufaktur
dan turunan-turunannya, yang diterjemahkan dengan [dalam bahasa Inggris, PJ]
dengan “manufacture”, “manufacturing”, dsb. Engels menggunakan
kata ini secara harfiah, untuk merujuk pada produksi dengan tangan, bukan
produksi pabrik. Untuk produksi pabrik, Engels menggunakan “industri besar.” Manufaktur
berbeda dari handicraft, pertukangan (produksi gilda di kota-kota Abad
Pertengahan), dalam hal, handicraft dikerjakan oleh para artisan
(pengrajin) yang independen. Manufaktur dikerjakan oleh para pekerja
rumahan yang bekerja untuk kaum kapitalis pedagang, atau oleh kelompok-kelompok
pekerja terampil (craftspeople) yang bekerja bersama-sama di
bengkel-bengkel besar yang dimiliki oleh kaum kapitalis. Karena itu Manufaktur
adalah sebuah modus produksi transisional, peralihan dari bentuk-bentuk
produksi gilda (pertukangan) ke bentuk-bentuk produksi modern (kapitalis).
(Paragraf terakhir diparafrasekan dari Introduksi oleh
Pluto Press, London, 1971).
- 1 -
Apakah Komunisme itu?
Apakah Komunisme itu?
Komunisme adalah ajaran tentang syarat-syarat
pembebasan proletariat.
- 2 -
Apakah Proletariat itu?
Apakah Proletariat itu?
Proletariat adalah kelas dalam masyarakat yang
sepenuhnya hidup dengan menjual kerjanya dan tidak mengambil profit dari
kapital manapun; yang nasib baik dan nasib buruknya, yang hidup dan matinya,
yang eksistensinya, bergantung pada permintaan atas kerja – karena itu,
bergantung pada kondisi bisnis yang berubah-ubah, pada perubahan-perubahan yang
tak terduga dari persaingan yang tak terkendali. Proletariat, atau kelas
proletar, pendeknya, adalah kelas pekerja Abad ke-19 X.[2]
- 3 -
Kalau begitu, apakah kaum proletar tidak selalu ada?
Kalau begitu, apakah kaum proletar tidak selalu ada?
Tidak. Memang selalu ada kelas-kelas yang miskin dan
kelas-kelas pekerja; dan kelas pekerja kebanyakan miskin. Tapi tidak selalu ada
kaum pekerja dan kaum miskin yang hidup di bawah kondisi-kondisi seperti
sekarang ini; dengan perkataan lain, kaum proletar tidak selalu ada, seperti
halnya persaingan yang bebas dan tak terkendali tidak selalu ada.
- 4 -
Bagaimana proletariat muncul?
Bagaimana proletariat muncul?
Proletariat bermula dari revolusi industri, yang
terjadi di Inggris pada paruh kedua abad yang silam (Abad ke-18), dan yang
sejak saat itu juga terjadi di semua negeri beradab di dunia.
Revolusi industri ini disebabkan oleh penemuan mesin
uap, berbagai mesin pintal, alat tenun mekanik, dan segala rangkaian peralatan
mekanik lainnya. Mesin-mesin ini, yang sangat mahal dan oleh karena itu hanya
bisa dibeli oleh kaum kapitalis, mengubah seluruh modus produksi dan
menggantikan para pekerja sebelumnya, karena mesin-mesin itu menghasilkan
komoditas-komoditas yang lebih murah dan lebih baik daripada yang bisa
dihasilkan para pekerja dengan roda-roda pemintal dan tenun manual yang
tidak efisien. Mesin-mesin ini mengalihkan industri sepenuhnya ke tangan para
kapitalis besar dan membuat properti para pekerja yang sedikit ini sama sekali
tak berharga (perkakas-perkakas, alat-alat tenun, dsb.). Akibatnya, kaum
kapitalis akhirnya memiliki segalanya di tangan mereka dan tidak ada yang
tersisa bagi para pekerja. Hal ini menandai masuknya sistem pabrik ke dalam
industri tekstil.
Segera setelah dorongan untuk memperkenalkan mesin dan
sistem pabrik diberikan, sistem ini menyebar luas dengan cepat ke semua cabang
industri, khususnya industri pakaian dan percetakan buku, industri
barang-barang pecah-belah, dan industri logam.
Kerja semakin terbagi di antara tiap-tiap pekerja,
sehingga pekerja yang sebelumnya menggarap suatu bagian yang utuh dari
pekerjaan, sekarang hanya mengerjakan suatu bagian daripadanya. Pembagian kerja
ini memungkinkan untuk memproduksi barang-barang lebih cepat dan lebih murah.
Pembagian kerja ini mereduksi aktivitas tiap-tiap pekerja menjadi gerak-gerak
yang sederhana, mekanis, dan berulang-ulang tanpa henti, yang tidak saja dilakukan
dengan baik tapi juga jauh lebih baik oleh sebuah mesin. Dengan demikian, semua
industri ini jatuh, satu demi satu, di bawah dominasi mesin uap dan sistem
pabrik, sebagaimana dialami oleh mesin pintal dan tenun manual.
Tapi pada saat yang sama, mereka juga jatuh ke tangan
para kapitalis besar, dan pekerja-pekerja mereka tercerabut dari kemerdekaan
apapun yang tersisa bagi mereka. Berangsur-angsur, tidak hanya manufaktur
sejati tapi juga pertukangan (handicraft) masuk ke dalam wilayah sistem
pabrik seiring dengan para kapitalis besar semakin menggantikan para
tukang/pekerja terampil kecil (small handicraftsmen) dengan mendirikan
pabrik-pabrik besar, yang menghemat banyak pengeluaran dan memungkinkan pembagian
kerja yang terperinci.
Hal ini menjelaskan bagaimana di negeri-negeri beradab pada masa kini hampir semua jenis pekerjaan dilakukan di pabrik-pabrik – dan, hampir di semua cabang pekerjaan, pertukangan dan manufaktur telah digantikan. Proses ini, hingga tingkatan yang lebih tinggi, memporakporandakan kelas menengah, khususnya para tukang/pekerja terampil kecil; proses ini telah mengubah sepenuhnya kondisi para pekerja; dan dua kelas baru telah tercipta, yang berangsur-angsur menelan semua kelas lainnya. Mereka adalah:
(i)
Kelas kapitalis besar, yang, di
semua negeri beradab, hampir secara eksklusif memiliki semua alat subsistensi
dan instrumen (mesin-mesin, pabrik-pabrik) serta
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi alat subsistensi. Inilah kelas borjuis, atau borjuasi.
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi alat subsistensi. Inilah kelas borjuis, atau borjuasi.
(ii)
Kelas yang sama sekali tidak
memiliki properti, yang harus menjual kerja mereka kepada kaum borjuasi guna
mendapatkan, sebagai gantinya, alat subsistensi untuk menopang hidup mereka.
Kelas ini disebut kelas kaum proletar, atau proletariat.
- 5 -
Di bawah kondisi-kondisi apakah penjualan kerja kaum proletar kepada kaum borjuasi berlangsung?
Di bawah kondisi-kondisi apakah penjualan kerja kaum proletar kepada kaum borjuasi berlangsung?
Kerja adalah sebuah komoditas, seperti barang-barang
yang lain, dan oleh karena itu harganya ditentukan oleh hukum-hukum yang persis
sama dengan yang berlaku pada komoditas-komoditas yang lain. Dalam sebuah rezim
industri besar atau rezim persaingan bebas – sebagaimana akan kita lihat,
keduanya tiba pada hal yang sama – harga sebuah komoditas, rata-rata, selalu
setara dengan biaya produksinya. Karena itu, harga kerja juga setara dengan
biaya produksi kerja.
Tetapi, biaya-biaya produksi kerja terdiri dari
kuantitas alat subsistensi yang diperlukan untuk memampukan sang pekerja untuk
terus bekerja, dan untuk mencegah matinya kelas pekerja. Oleh karena itu, untuk
kerjanya sang pekerja akan memperoleh tidak lebih dari apa yang diperlukan
untuk tujuan ini; dengan kata lain, harga kerja, atau upah, akan menjadi
serendah-rendahnya, minimum, yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Namun, karena bisnis terkadang lebih baik dan
terkadang lebih buruk, maka kadang-kadang sang pekerja memperoleh lebih dan
kadang-kadang memperoleh kurang untuk komoditasnya. Tapi, lagi, sebagaimana si
industrialis, secara rata-rata pada saat-saat yang baik dan buruk, mendapat
tidak lebih dan tidak kurang untuk komoditasnya daripada biaya yang mereka
keluarkan, demikianlah rata-rata sang buruh mendapat tidak lebih dan tidak
kurang dari minimumnya.
Semakin industri besar menguasai semua cabang
produksi, maka semakin ketat hukum ekonomi upah ini beroperasi.
- 6 -
Apakah kelas-kelas pekerja sudah ada sebelum revolusi industri?
Apakah kelas-kelas pekerja sudah ada sebelum revolusi industri?
Kelas-kelas pekerja selalu, menurut tahapan-tahapan
yang berbeda dari perkembangan masyarakat, hidup dalam konteks-konteks yang
berbeda dan mempunyai relasi-relasi yang berbeda dengan kelas-kelas pemilik dan
penguasa.
Di zaman kuno, kaum pekerja adalah budak-budak para
pemilik, sebagaimana sekarang ini masih berlaku di banyak negeri terbelakang,
bahkan di bagian selatan Amerika Serikat.
Pada Abad Pertengahan, mereka adalah para hamba (serf) dari kaum bangsawan pemilik tanah, sebagaimana masih berlaku sekarang di Hungaria, Polandia, dan Rusia. Di Abad Pertengahan, bahkan hingga revolusi industri, terdapat juga journeymen (pekerja-pekerja terampil) di kota-kota yang bekerja melayani para tuan majikan borjuis kecil. Berangsur-angsur, seiring dengan berkembangnya manufaktur, para pekerja terampil ini menjadi para pekerja manufaktur yang kemudian dipekerjakan oleh para kapitalis yang lebih besar.
- 7 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan para budak?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan para budak?
Sang budak dijual sekali untuk selamanya; sang
proletar harus menjual dirinya sendiri setiap hari dan setiap jam.
Tiap budak, yang merupakan properti seorang tuan
majikan, dijamin eksistensinya, betapapun sengsaranya dia, karena kepentingan
si tuan majikan. Tiap proletar, yang juga adalah properti seluruh kelas borjuis
yang membeli kerjanya ketika seseorang membutuhkannya, tidak memiliki
eksistensi yang aman. Eksistensi ini dijamin hanya pada kelas sebagai suatu
keseluruhan.
Budak ada di luar persaingan; proletar ada di dalam
persaingan dan mengalami segala ketidakterdugaannya.
Budak dianggap sebagai suatu barang, bukan sebagai
anggota masyarakat. Karena itu, budak bisa memiliki eksistensi yang lebih baik
daripada proletar, kendati proletar hidup di dalam tahapan perkembangan sosial
yang lebih tinggi, dan, dirinya sendiri, berdiri pada satu tingkat sosial yang
lebih tinggi daripada budak.
Budak membebaskan dirinya sendiri ketika, dari semua
relasi kepemilikan pribadi, ia hanya menghapuskan relasi perbudakan dan dengan
jalan itu menjadi proletar; proletar bisa membebaskan dirinya sendiri hanya
dengan menghapuskan kepemilikan pribadi pada umumnya.
- 8 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum hamba (serf)?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum hamba (serf)?
Kaum hamba memiliki dan menggunakan suatu instrumen
produksi, yakni sepetak tanah, dan sebagai gantinya ia menyerahkan suatu bagian
dari produk atau bagian dari pelayanan kerjanya.
Kaum proletar bekerja dengan instrumen-instrumen
produksi milik pihak lain, dan untuk pihak lain, guna mendapatkan suatu bagian
dari produk yang dihasilkannya.
Kaum hamba menyerahkan, proletar menerima. Kaum hamba
keberadaannya terjamin, proletar tidak. Kaum hamba ada di luar persaingan,
proletar ada di dalamnya.
Kaum hamba membebaskan dirinya dengan satu dari tiga
cara: melarikan diri ke kota dan di sana menjadi seorang tukang/pekerja
terampil; atau, sebagai ganti dari produk-produk yang dihasilkan dan pelayanan
jasa yang diberikan, ia menyerahkan uang kepada tuannya dan dengan jalan itu
menjadi seorang petani bebas; atau ia menggulingkan tuan feodalnya dan dengan
sendirinya menjadi seorang pemilik properti. Pendeknya, dengan satu atau lain
jalan, ia masuk ke dalam kelas pemilik dan memasuki persaingan. Proletar
membebaskan dirinya dengan menghapuskan persaingan, kepemilikan pribadi, dan
semua perbedaan kelas.
- 9 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pengrajin (handicraftsmen)?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pengrajin (handicraftsmen)?
Bertolak belakang dengan proletar, yang dinamakan handicrafsman
(pengrajin atau pekerja terampil) ini, yang masih ada hampir di mana-mana pada
abad yang silam (Abad ke-18) dan masih ada di sana-sini hingga saat ini, tidak
lebih dari seorang proletar sementara. Tujuan sang pengrajin adalah mendapatkan
kapital bagi dirinya sendiri dan dengan kapital itu ia mengeksploitasi pekerja-pekerja
yang lain. Sering kali ia bisa mencapai tujuan ini di mana masih ada gilda[3]
atau di mana kebebasan dari pembatasan-pembatasan gilda belum bermuara pada
pemberlakuan metode-metode produksi pabrik ke dalam pertukangan atau ke
persaingan sengit. Tapi, segera sesudah sistem pabrik diberlakukan ke dalam
pertukangan dan persaingan berkembang sepenuhnya, perspektif ini lenyap dan
para pengrajin semakin menjadi proletar. Oleh karenanya, para pengrajin
membebaskan dirinya entah dengan menjadi borjuis atau memasuki kelas menengah
secara umum, atau menjadi seorang proletar karena persaingan (sebagaimana lebih
sering terjadi sekarang ini). Bila ia menjadi seorang proletar ia bisa
membebaskan dirinya dengan bergabung ke dalam gerakan proletar, yakni gerakan
yang kurang lebih Komunis.[4]
- 10 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pekerja manufaktur?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pekerja manufaktur?
Pekerja manufaktur dari Abad ke-16 hingga Abad ke-18
masih mempunyai, dengan sedikit pengecualian, instrumen produksi yang
dimilikinya sendiri – mesin tenunnya, roda pintal keluarga, sepetak kecil tanah
yang dia garap dalam waktu luang. Proletar tidak memiliki satu pun dari hal-hal
tersebut.
Pekerja manufaktur hampir selalu hidup di pedesaan dan
dalam relasi yang lebih atau kurang patriarkal dengan tuan tanah atau
majikannya; proletar hidup, untuk sebagian terbesar, di kota dan relasi dengan majikannya
murni relasi uang.
Pekerja manufaktur diceraikan dari relasi patriarkalnya oleh industri besar, kehilangan properti apapun yang masih dimilikinya, dan dengan jalan ini menjadi seorang proletar.
- 11 -
Apakah konsekuensi-konsekuensi langsung dari revolusi industri dan pembagian masyarakat ke dalam borjuasi dan proletariat?
Apakah konsekuensi-konsekuensi langsung dari revolusi industri dan pembagian masyarakat ke dalam borjuasi dan proletariat?
Pertama, harga produk-produk industrial yang semakin
hari menjadi semakin rendah, yang disebabkan oleh kerja mesin, menghancurkan
sepenuhnya, di semua negeri di seluruh dunia, sistem manufaktur yang lama atau
industri yang berdasarkan pada kerja manual.
Dengan jalan itu, semua negeri semi-barbarian, yang
hingga saat ini kurang lebih merupakan negeri-negeri yang asing terhadap
perkembangan historis, dan yang industrinya berdasarkan pada manufaktur,
dipaksa dengan keras keluar dari keterisolasian mereka. Mereka membeli
komoditas-komoditas yang lebih murah dari Inggris dan oleh karenanya
menghancurkan kaum pekerja manufaktur mereka sendiri. Negeri-negeri yang tidak
mengenal kemajuan selama ribuan tahun – misalnya, India – sama sekali
direvolusionerkan, bahkan Tiongkok sekarang ada di jalan menuju sebuah
revolusi.
Kita telah tiba pada titik di mana sebuah mesin baru
yang ditemukan di Inggris mencerabut jutaan kaum pekerja Tiongkok dari mata
pencaharian mereka dalam satu tahun.
Dengan jalan itu, industri besar telah membawa semua
orang di muka bumi untuk saling berkontak satu dengan yang lain, telah
menggabungkan semua pasar lokal ke dalam satu pasar dunia, telah menyebarkan
peradaban dan kemajuan di mana-mana, dan dengan demikian telah memastikan bahwa
apapun yang terjadi di negeri-negeri beradab akan mendatangkan akibat-akibat di
semua negeri yang lain.
Konsekuensinya, bila kaum buruh di Inggris atau
Prancis sekarang membebaskan diri mereka, hal ini pasti memantik revolusi di
semua negeri lainnya – revolusi-revolusi yang, cepat atau lambat, harus
menggenapi pembebasan kelas buruh mereka masing-masing.
Kedua, di manapun industri-industri besar menggantikan manufaktur, borjuasi berkembang dalam kekayaan dan kuasa hingga sebesar-besarnya dan membuat dirinya sendiri menjadi kelas pertama di negerinya. Akibatnya, di manapun hal ini terjadi, borjuasi merebut kekuasaan politik dan menggantikan kelas-kelas yang berkuasa hingga saat ini, kaum aristokrat, para pemilik gilda, dan perwakilan mereka, yakni monarki absolut.
Borjuasi menghancurkan kekuasaan aristokrasi, kaum
bangsawan, dengan menghapuskan pewarisan properti (estates) – dengan
kata lain, dengan membuat properti tanah tunduk pada pembelian dan penjualan,
dan dengan mengenyahkan hak-hak istimewa kaum bangsawan. Kaum borjuasi
menghancurkan kekuasaan para majikan gilda dengan menghapus gilda-gilda dan
hak-hak istimewa pertukangan. Ia menggantikan semua itu dengan persaingan –
yakni, suatu keadaan masyarakat yang di dalamnya tiap-tiap orang memiliki hak
untuk memasuki cabang industri manapun, di mana satu-satunya penghalang adalah
ketiadaan kapital yang diperlukan.
Demikianlah, pemberlakuan persaingan bebas adalah
sebuah deklarasi publik bahwa sejak sekarang dan seterusnya anggota-anggota
masyarakat tidak setara hanya sejauh kapital-kapital mereka tidak setara, bahwa
kapital adalah kuasa yang menentukan, dan bahwa oleh karena itu kaum kapitalis,
borjuasi, telah menjadi kelas yang terutama di dalam masyarakat.
Persaingan bebas dibutuhkan untuk pendirian industri
besar, karena ia merupakan satu-satunya syarat bagi sebuah masyarakat yang di
dalamnya industri besar bisa meretas jalannya.
Setelah menghancurkan kekuatan sosial kaum bangsawan
dan para pemilik gilda, si borjuis juga menghancurkan kekuatan politik mereka.
Setelah menaikkan dirinya sendiri sendiri ke posisi aktual kelas pertama di
dalam masyarakat, ia juga memproklamirkan dirinya sebagai kelas politik yang
dominan. Ini dilakukannya dengan memberlakukan sistem perwakilan yang bersandar
pada kesetaraan borjuis di hadapan hukum dan pengakuan atas persaingan bebas,
dan di negeri-negeri Eropa mengambil bentuk monarki konstitusional. Dalam
monarki-monarki konstitusional ini, hanya mereka yang mempunyai kapital yang
memiliki hak pilih – yakni, hanya anggota-anggota dari kelas borjuasi. Para
pemilih borjuis ini memilih deputi-deputi, dan deputi-deputi borjuis ini, dengan
mempergunakan hak mereka untuk menolak menyetujui pajak-pajak, memilih sebuah
pemerintahan borjuis.
Ketiga, di mana-mana proletariat berkembang sejalan
dengan berkembangnya borjuasi. Sebagaimana borjuasi tumbuh dalam kekayaan,
proletariat tumbuh dalam jumlah. Sebab, karena kaum proletar bisa dipekerjakan
hanya oleh kapital, dan karena kapital meluas hanya dengan mempekerjakan buruh,
maka pertumbuhan proletariat berlangsung dalam kecepatan yang sama dengan
pertumbuhan kapital.
Pada saat yang bersamaan, proses ini menarik
anggota-anggota borjuasi dan anggota-anggota proletar ke kota-kota besar di
mana industri bisa dilakukan dengan cara yang paling mendatangkan profit, dan
dengan demikian melemparkan massa dalam jumlah besar ke satu tempat. Ini memberikan
kepada kaum proletar suatu kesadaran atas kekuatan mereka sendiri.
Malahan, semakin jauh proses ini bergulir, semakin
banyak mesin-mesin penghemat kerja diciptakan, semakin besarlah tekanan yang
dilakukan industri besar terhadap upah, yang, sebagaimana telah kita lihat,
menurunkannya hingga batas terendah dan dengan demikian membuat kondisi
proletariat semakin tidak tertanggungkan. Dengan demikian, tumbuhnya
ketidakpuasan proletariat menyatu dengan kekuatan proletar yang semakin
bertumbuh, yang mempersiapkan sebuah revolusi sosial proletarian.
- 12 -
Apakah konsekuensi-konsekuensi lebih jauh dari revolusi industri?
Apakah konsekuensi-konsekuensi lebih jauh dari revolusi industri?
Industri besar telah menciptakan dengan mesin uap, dan
mesin-mesin lainnya, sarana untuk tidak henti-hentinya memperluas produksi
industrial, mempercepatnya, dan memangkas biaya-biayanya. Dengan produksi yang
difasilitasi sedemikian, persaingan bebas, yang secara niscaya berkait-kelindan
dengan industri besar, mengambil bentuk-bentuk yang paling ekstrem; sekian
banyak kapitalis menginvasi industri, dan, dalam waktu singkat, lebih banyak
yang diproduksi ketimbang yang dibutuhkan.
Sebagai salah satu konsekuensinya, komoditas-komoditas
yang sudah jadi ini tidak bisa dijual, dan pecahlah apa yang dinamakan krisis
perdagangan. Pabrik-pabrik harus ditutup, para pemilik pabrik-pabrik itu
bangkrut, dan para buruh tidak memiliki roti. Kesengsaraan yang terdalam
merebak di mana-mana.
Setelah sejurus waktu, produk-produk yang berlebihan
ini terjual, pabrik-pabrik mulai beroperasi lagi, upah-upah naik, dan
berangsur-angsur bisnis menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Tapi hal ini berlangsung tidak lama hingga terlalu
banyak komoditas diproduksi lagi dan pecah sebuah krisis baru, yang hanya
mengikuti jalan yang sama dengan krisis yang mendahuluinya.
Di sepanjang kurun waktu sejak permulaan abad ini (Abad ke-19), kondisi industri telah mengalami fluktuasi secara konstan antara periode-periode kemakmuran dan periode-periode krisis; hampir setiap lima hingga tujuh tahun, sebuah krisis baru terjadi, selalu dengan kesulitan yang paling besar bagi kaum buruh, dan selalu dibarengi oleh gejolak-gejolak revolusioner umum dan ancaman langsung terhadap seluruh tatanan yang ada.
Di sepanjang kurun waktu sejak permulaan abad ini (Abad ke-19), kondisi industri telah mengalami fluktuasi secara konstan antara periode-periode kemakmuran dan periode-periode krisis; hampir setiap lima hingga tujuh tahun, sebuah krisis baru terjadi, selalu dengan kesulitan yang paling besar bagi kaum buruh, dan selalu dibarengi oleh gejolak-gejolak revolusioner umum dan ancaman langsung terhadap seluruh tatanan yang ada.
- 13 -
Apa yang muncul dari krisis-krisis perdagangan yang periodik ini?
Apa yang muncul dari krisis-krisis perdagangan yang periodik ini?
Pertama:
Bahwa, kendati industri besar dalam tahapnya yang
paling awal telah menciptakan persaingan bebas, sekarang ia telah meninggalkan
persaingan bebas;
Bahwa, bagi industri besar, persaingan dan
pengorganisasian produksi yang individualistis telah menjadi suatu
rantai-belenggu yang harus dan akan dihancurkannya;
Bahwa, sepanjang industri tetap pada landasannya yang
sekarang, ia hanya bisa dipertahankan dengan harga kekacauan umum setiap tujuh
tahun, yang tiap-tiap kali mengancam seluruh peradaban dan tidak hanya
menjerumuskan kaum proletar ke dalam kesengsaraan tetapi juga menghancurkan
bagian-bagian besar dari borjuasi;
Oleh karena itu, entah industri besar itu sendiri
harus dihentikan, yang merupakan sesuatu yang sama sekali mustahil, atau
menjadi sesuatu yang niscaya tak terhindarkan untuk membuat sebuah organisasi
masyarakat yang baru yang di dalamnya produksi tidak lagi diarahkan oleh para
industrialis individual yang saling bersaing, melainkan oleh seluruh masyarakat
seturut dengan suatu rencana yang pasti dan memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan
semua orang.
Kedua: bahwa industri besar, dan ekspansi produksi tanpa batas yang dimungkinkannya, membawa ke dalam ranah kemungkinan suatu tatanan sosial yang di dalamnya begitu banyak yang diproduksi sehingga tiap-tiap anggota masyarakat akan berada di dalam posisi untuk menggunakan dan mengembangkan semua kekuatan dan potensinya dalam kebebasan yang utuh.
Jadi jelaslah bahwa kualitas-kualitas dari industri besar yang, dalam masyarakat kita saat ini, memproduksi kesengsaraan dan krisis, adalah kualitas-kualitas yang, dalam suatu bentuk masyarakat yang berbeda, akan menghapus kesengsaraan dan depresi-depresi yang mendatangkan bencana.
Kita melihat dengan sejelas-jelasnya:
Kedua: bahwa industri besar, dan ekspansi produksi tanpa batas yang dimungkinkannya, membawa ke dalam ranah kemungkinan suatu tatanan sosial yang di dalamnya begitu banyak yang diproduksi sehingga tiap-tiap anggota masyarakat akan berada di dalam posisi untuk menggunakan dan mengembangkan semua kekuatan dan potensinya dalam kebebasan yang utuh.
Jadi jelaslah bahwa kualitas-kualitas dari industri besar yang, dalam masyarakat kita saat ini, memproduksi kesengsaraan dan krisis, adalah kualitas-kualitas yang, dalam suatu bentuk masyarakat yang berbeda, akan menghapus kesengsaraan dan depresi-depresi yang mendatangkan bencana.
Kita melihat dengan sejelas-jelasnya:
(i)
Bahwa semua keburukan ini, dari
sekarang dan seterusnya, harus dicarikan sebab-musababnya semata pada suatu
tatanan masyarakat yang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari
situasi yang riil; dan
(ii)
Bahwa dimungkinkan, melalui suatu
tatanan sosial yang baru, mengakhiri keburukan-keburukan ini sama sekali.
- 14 -
Seperti apakah tatanan sosial yang baru itu kelak?
Seperti apakah tatanan sosial yang baru itu kelak?
Pertama dan terutama, tatanan sosial yang baru itu
akan harus mengambil kontrol atas industri dan semua cabang produksi dari
tangan individu-individu yang saling bersaing, dan sebagai gantinya
melembagakan sebuah sistem yang di dalamnya semua cabang produksi ini
dioperasikan oleh segenap masyarakat – yakni, untuk kepentingan bersama,
seturut dengan suatu rencana bersama, dan dengan partisipasi semua anggota masyarakat.
Dengan kata lain, tatanan sosial yang baru ini akan
menghapuskan persaingan dan menggantikannya dengan kerja sama.
Lebih jauh, karena manajemen industri oleh
individu-individu secara niscaya menyiratkan kepemilikan pribadi, dan karena
persaingan dalam kenyataannya sekadar sarana dan bentuk yang di dalamnya
kontrol atas industri oleh pihak-pihak yang empunya kepemilikan pribadi
mengekspresikan dirinya, maka kepemilikan pribadi tidak bisa dipisahkan dari
persaingan dan manajemen individual atas industri. Karena itu, kepemilikan
pribadi harus dihapuskan dan sebagai gantinya harus diberlakukan penggunaan
bersama atas semua instrumen produksi dan pendistribusian semua produk seturut
dengan kesepakatan bersama – dengan kata lain, apa yang dinamakan kepemilikan
umum atas barang-barang.
Faktanya, penghapusan kepemilikan pribadi
adalah, tak diragukan, cara yang paling ringkas dan paling signifikan untuk
mencirikan revolusi terhadap seluruh tatanan sosial yang telah dibuat menjadi
niscaya oleh perkembangan industri – dan untuk alasan ini penghapusan
kepemilikan pribadi adalah tuntutan utama yang diajukan oleh kaum Komunis.
- 15 -
Tidakkah penghapusan kepemilikan pribadi dimungkinkan pada masa yang lebih awal?
Tidakkah penghapusan kepemilikan pribadi dimungkinkan pada masa yang lebih awal?
Tidak. Tiap-tiap perubahan dalam tatanan sosial,
tiap-tiap revolusi dalam hubungan-hubungan kepemilikan/properti, adalah
konsekuensi yang niscaya dari penciptaan tenaga-tenaga produksi baru yang tidak
lagi cocok dengan relasi-relasi kepemilikan yang lama.
Kepemilikan pribadi tidak selalu ada.
Ketika, menjelang akhir Abad Pertengahan, muncul
sebuah modus produksi yang baru, yang tidak bisa dilaksanakan di bawah
bentuk-bentuk kepemilikan feodal dan gilda yang ada saat itu, manufaktur ini,
yang telah melampaui relasi-relasi kepemilikan yang lama, menciptakan suatu
bentuk kepemilikan yang baru. Dan bagi manufaktur dan tahapan awal dari
perkembangan industri besar, kepemilikan pribadi adalah satu-satunya bentuk
kepemilikan yang mungkin; tatanan sosial yang berdasarkan padanya adalah
satu-satunya tatanan sosial yang mungkin.
Sepanjang tidak mungkin memproduksi begitu banyak
hingga cukup untuk semua orang, dengan banyak yang tersisa untuk memperluas
kapital sosial dan mengembangkan tenaga-tenaga produksi – sejauh ini tidak
dimungkinkan, pasti selalu ada suatu kelas penguasa yang mengarahkan penggunaan
tenaga-tenaga produktif masyarakat, dan suatu kelas yang miskin, yang
tertindas. Bagaimana kelas-kelas ini terbentuk bergantung pada tahap
perkembangan.
Abad Pertengahan yang agraris itu memberi kita kaum
baron[5]
dan kaum hamba; kota-kota dari akhir Abad Pertengahan memberi kita para pemilik
gilda dan pekerja terampil serta buruh harian; Abad ke-17 mempunyai para
pekerja manufaktur; Abad ke-19 mempunyai para pemilik pabrik besar dan kaum
proletar.
Jelaslah bahwa, sampai saat ini, tenaga-tenaga
produksi belum pernah berkembang sampai pada titik di mana cukup bisa
dikembangkan bagi semua orang, dan bahwa kepemilikan pribadi telah menjadi
suatu rantai belenggu dan rintangan bagi perkembangan tenaga-tenaga produksi
yang lebih lanjut.
Namun, sekarang perkembangan industri besar telah
membawa masuk sebuah periode yang baru. Kapital dan kekuatan-kekuatan produksi
telah diperluas hingga tingkatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan
alat-alat sudah tersedia untuk melipatgandakan mereka tanpa batas dalam masa
depan yang dekat. Lebih jauh, kekuatan-kekuatan produksi telah terkonsentrasi
pada segelintir kaum borjuasi, sementara massa rakyat yang besar semakin banyak
yang tergelincir menjadi proletariat, situasi mereka semakin parah dan tak
tertanggungkan, berbanding terbalik dengan peningkatan kekayaan borjuasi. Dan
akhirnya, tenaga-tenaga produksi yang perkasa dan mudah diperluas ini sudah
begitu jauh melampaui kepemilikan pribadi dan borjuasi, sehingga setiap saat
mereka mengancam mengguncang dengan hebat tatanan sosial yang ada. Sekarang, di
bawah kondisi-kondisi ini, penghapusan kepemilikan pribadi tidak hanya menjadi
mungkin, tapi secara mutlak menjadi sebuah keharusan.
- 16 -
Apa mungkin menghapus kepemilikan pribadi dengan jalan damai?
Apa mungkin menghapus kepemilikan pribadi dengan jalan damai?
Bila penghapusan kepemilikan pribadi bisa dilakukan
dengan jalan damai, kita lebih memilih jalan demikian, dan kaum Komunis pasti
akan menjadi pihak terakhir yang menolaknya. Kaum Komunis paham betul bahwa
semua konspirasi tidak hanya tak berguna, tapi juga merugikan. Mereka paham
betul bahwa revolusi-revolusi tidak dibuat dengan sengaja dan seenaknya, tapi revolusi,
di mana saja dan kapan saja, adalah konsekuensi niscaya dari kondisi-kondisi
yang sepenuhnya independen dari kehendak dan arahan pihak-pihak individual dan
semua kelas.
Tapi mereka juga melihat bahwa perkembangan
proletariat di hampir semua negeri beradab telah dilindas dengan kejam, dan
bahwa dengan cara ini musuh-musuh Komunisme telah dan sedang bekerja untuk
menuju suatu revolusi dengan kekuatan mereka. Bila proletariat tertindas pada
akhirnya terdorong ke dalam revolusi, maka kita kaum Komunis akan membela
kepentingan kaum proletar dengan perbuatan sebagaimana sekarang kita membela
mereka dengan perkataan.
- 17 -
Apa mungkin kepemilikan pribadi dihapuskan dengan sekali pukul?
Apa mungkin kepemilikan pribadi dihapuskan dengan sekali pukul?
Tidak, seperti halnya tenaga-tenaga produktif yang ada
tidak bisa dilipatgandakan hingga tingkatan yang niscaya bagi penciptaan sebuah
masyarakat komunal dengan sekali pukul.
Yang paling mungkin, revolusi proletarian akan
mentransformasi masyarakat yang ada sekarang secara berangsur-angsur dan akan
mampu menghapuskan kepemilikan pribadi ketika alat-alat produksi tersedia dalam
jumlah yang memadai.
- 18 -
Bagaimana kelak jalannya revolusi ini?
Bagaimana kelak jalannya revolusi ini?
Pertama dan terutama, revolusi ini akan mendirikan
sebuah konstitusi yang demokratik, dan melaluinya, kekuasaan langsung atau
tidak langsung proletariat. Langsung di Inggris, di mana kaum proletar telah
menjadi mayoritas rakyat. Tidak langsung di Prancis dan Jerman, di mana
mayoritas rakyat tidak hanya terdiri dari kaum proletar, tetapi juga kaum tani
kecil dan borjuis-kecil yang sedang menjalani proses tergelincir menjadi
proletariat, yang semakin lama semakin bergantung dalam semua kepentingan
politik mereka pada proletariat, dan yang oleh karena itu harus segera
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan proletariat. Mungkin ini akan
mengharuskan sebuah perjuangan yang kedua, tapi hasilnya hanyalah kemenangan
proletariat.
Demokrasi akan menjadi sama sekali tak bernilai bagi proletariat bila tidak segera digunakan sebagai alat untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang diarahkan melawan kepemilikan pribadi dan menjamin penghidupan proletariat. Langkah-langkah utama, yang timbul sebagai akibat yang niscaya dari relasi-relasi yang ada, adalah sebagai berikut:
Demokrasi akan menjadi sama sekali tak bernilai bagi proletariat bila tidak segera digunakan sebagai alat untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang diarahkan melawan kepemilikan pribadi dan menjamin penghidupan proletariat. Langkah-langkah utama, yang timbul sebagai akibat yang niscaya dari relasi-relasi yang ada, adalah sebagai berikut:
i.
Pembatasan kepemilikan pribadi
melalui penarikan pajak progresif, pajak-pajak warisan yang tinggi, penghapusan
warisan melalui garis kolateral (saudara laki-laki, keponakan laki-laki, dsb.),
pinjaman-pinjaman yang dipaksakan, dsb.
ii.
Ekspropriasi gradual atas para tuan
tanah, industrialis, juragan-juragan kereta api dan pemilik-pemilik kapal,
sebagian melalui persaingan dengan industri negara, sebagian secara langsung
melalui kompensasi dalam bentuk surat-surat obligasi.
iii.
Penyitaan atas harta milik semua
emigran[6]
dan pemberontak yang melawan mayoritas rakyat.
iv.
Pengorganisasian kerja atau lapangan
pekerjaan bagi kaum proletar pada tanah-tanah milik publik, di pabrik-pabrik
dan bengkel-bengkel, dengan menghapuskan persaingan di antara para pekerja dan
dengan mewajibkan para pemilik pabrik, sejauh mereka masih ada, untuk membayar
upah yang sama tinggi dengan mereka yang dibayar oleh negara.
v.
Suatu kewajiban yang setara pada
semua anggota masyarakat untuk bekerja sampai suatu ketika saat kepemilikan
pribadi telah sepenuhnya dihapuskan. Pembentukan tentara-tentara industri,
khususnya untuk pertanian.
vi.
Sentralisasi uang dan kredit ke
dalam tangan negara melalui sebuah bank nasional dengan kapital negara, dan
penghapusan semua bank swasta dan bankir.
vii. Pembangunan
pabrik-pabrik nasional, bengkel, rel kereta, kapal; menggarap tanah-tanah yang
baru untuk pertanian dan meningkatkan kultivasi pertanian di tanah-tanah yang
telah digarap – semua sebanding dengan kapital dan tenaga kerja yang tersedia
pada bangsa.
viii. Pendidikan
untuk semua anak, sejak mereka bisa meninggalkan naungan ibunda, dalam
lembaga-lembaga yang didirikan dengan biaya nasional. Pendidikan dan produksi
bersama-sama.
ix.
Pembangunan, di tanah-tanah publik,
bangunan-bangunan besar sebagai tempat-tempat kediaman komunal bagi
kelompok-kelompok warga yang terlibat baik dalam industri maupun pertanian, dan
memadukan dalam gaya hidup mereka faedah-faedah dari kondisi-kondisi pedesaan
dan perkotaan dan pada saat yang sama menghindari ketidakseimbangan dan
kekurangan-kekurangan dari masing-masing.
x.
Penghancuran semua pemukiman yang
tidak sehat dan buruk di distrik-distrik perkotaan.
xi.
Hak-hak waris yang setara bagi
anak-anak yang dilahirkan di dalam dan di luar ikatan perkawinan.
xii. Pengkonsentrasian
semua alat transportasi di tangan bangsa.
Tentu saja mustahil untuk melaksanakan semua kebijakan
ini sekaligus. Tapi yang satu akan selalu membawa yang lain-lain sebagai akibatnya.
Sekali serangan radikal pertama telah dilancarkan terhadap kepemilikan pribadi,
proletariat akan mendapati dirinya dalam keharusan untuk melangkah lebih jauh,
untuk semakin mengkonsentrasikan ke dalam tangan negara semua kapital, semua
pertanian, semua transportasi, semua perdagangan. Semua langkah yang terdahulu
diarahkan pada tujuan ini; dan mereka akan menjadi bisa dipraktekkan dan bisa
dikerjakan dengan mudah, sanggup memproduksi efek-efek sentralisasi mereka
persis hingga pada tingkatan di mana proletariat, melalui kerjanya,
melipatgandakan tenaga-tenaga produktif negeri.
Akhirnya, ketika semua kapital, semua produksi, semua
perdagangan telah dipersatukan ke dalam tangan bangsa, kepemilikan pribadi akan
lenyap dengan sendirinya, uang akan menjadi tidak berguna, dan produksi akan
begitu meluas, dan manusia begitu berubah, sehingga masyarakat akan mampu
membuang apapun yang tersisa dari perilaku-perilaku ekonomi yang lama.
- 19 -
Apakah mungkin revolusi ini terjadi di satu negeri semata?
Apakah mungkin revolusi ini terjadi di satu negeri semata?
Tidak. Dengan menciptakan pasar dunia, industri besar
telah mempersatukan semua rakyat-rakyat di muka Bumi, dan secara khusus
rakyat-rakyat beradab, ke dalam suatu hubungan yang erat satu dengan yang lain
sehingga tidak ada yang independen dari apa yang terjadi pada yang lain.
Lebih jauh, industri besar telah mengoordinasikan perkembangan sosial dari negeri-negeri beradab ke suatu tingkatan sehingga, di dalam semua negeri-negeri itu kelas borjuasi dan kelas proletariat menjadi kelas-kelas yang menentukan, dan perjuangan di antara mereka menjadi perjuangan akbar zaman ini. Karena itu revolusi Komunis tidak akan sekadar menjadi sebuah fenomena nasional, tapi pasti terjadi secara simultan di semua negeri beradab – yakni, setidaknya di Inggris, Amerika, Prancis, dan Jerman.
Lebih jauh, industri besar telah mengoordinasikan perkembangan sosial dari negeri-negeri beradab ke suatu tingkatan sehingga, di dalam semua negeri-negeri itu kelas borjuasi dan kelas proletariat menjadi kelas-kelas yang menentukan, dan perjuangan di antara mereka menjadi perjuangan akbar zaman ini. Karena itu revolusi Komunis tidak akan sekadar menjadi sebuah fenomena nasional, tapi pasti terjadi secara simultan di semua negeri beradab – yakni, setidaknya di Inggris, Amerika, Prancis, dan Jerman.
Revolusi akan berkembang di masing-masing negeri itu
dengan pesat, sebagaimana satu negeri atau yang lain memiliki suatu industri
yang lebih maju, kekayaan yang lebih besar, suatu massa tenaga-tenaga produktif
yang lebih signifikan. Dengan demikian, revolusi akan berlangsung paling lambat
dan akan menemui rintangan yang paling besar di Jerman, paling cepat dan dengan
kesulitan-kesulitan yang paling sedikit di Inggris. Revolusi akan memiliki
suatu dampak yang begitu kuat terhadap negeri-negeri lain di dunia, dan akan
mengubah secara radikal jalannya perkembangan yang telah mereka ikuti hingga
sekarang, dan pada saat yang sama mempercepat langkahnya dengan hebat.
Ini adalah sebuah revolusi universal dan, oleh karena
itu, akan memiliki cakupan yang universal.
- 20 -
Apa yang akan menjadi konsekuensi-konsekuensi dari pelenyapan sepenuhnya dari kepemilikan pribadi?
Apa yang akan menjadi konsekuensi-konsekuensi dari pelenyapan sepenuhnya dari kepemilikan pribadi?
Masyarakat akan mengambil semua tenaga produksi dan
alat perdagangan, juga pertukaran dan distribusi produk-produk, dari
tangan-tangan para kapitalis swasta dan akan mengelolanya seturut dengan suatu
rencana yang didasarkan pada ketersediaan sumber-sumber daya dan
kebutuhan-kebutuhan seluruh masyarakat. Dengan cara ini, yang paling penting
dari semuanya, konsekuensi-konsekuensi buruk yang sekarang diasosiasikan dengan
perilaku industri besar akan dihapuskan.
Tidak akan ada lagi krisis-krisis; produksi yang
diperluas, yang untuk tatanan masyarakat yang sekarang adalah overproduksi dan
oleh karena itu merupakan penyebab utama penderitaan, kemudian akan tidak
memadai, dan perlu diperluas jauh lebih lanjut. Alih-alih beranak-pinakkan
kesengsaraan, overproduksi akan menjangkau melampaui kebutuhan-kebutuhan dasar
masyarakat untuk menjamin pemenuhan kebutuhan-kebutuhan semua orang;
overproduksi akan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, dan, pada saat yang
sama, alat-alat untuk memenuhinya. Overproduksi akan menjadi kondisi/syarat
dari, dan rangsangan bagi, kemajuan yang baru, yang tidak akan lagi melemparkan
seluruh tatanan sosial ke dalam kekacauan, seperti yang telah dilakukan oleh
kemajuan di masa silam. Industri besar, yang dibebaskan dari tekanan
kepemilikan pribadi, akan mengalami suatu perluasan yang begitu besar sehingga
apa yang sekarang kita lihat akan tampak kecil, seperti halnya manufaktur
ketika diletakkan di samping industri besar dari zaman kita sekarang.
Perkembangan industri ini akan menyediakan produk-produk yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap orang.
Hal yang sama juga akan berlaku bagi pertanian, yang
juga menderita karena tekanan kepemilikan pribadi dan dikekang oleh pembagian
tanah yang dimiliki secara pribadi. Di sini, peningkatan-peningkatan dan
prosedur-prosedur ilmiah yang ada akan dipraktekkan, yang akan menghasilkan
sebuah lompatan ke depan yang akan menjamin masyarakat semua produk yang
dibutuhkannya.
Dengan jalan ini, keberlimpahan barang-barang akan
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua anggotanya.
Pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
berbeda, yang saling bermusuhan, kemudian akan menjadi tidak diperlukan.
Memang, hal ini tidak hanya tidak diperlukan, tetapi juga tidak bisa ditolerir
dalam tatanan sosial yang baru. Keberadaan kelas-kelas yang berasal-muasal dari
pembagian kerja, dan pembagian kerja, sebagaimana dikenal hingga saat ini, akan
lenyap sama sekali. Sebab proses-proses mekanis dan kimiawi tidak cukup untuk
membawa produksi industrial dan pertanian hingga pada level yang telah kita
gambarkan; kapasitas-kapasitas dari orang-orang yang mempergunakan
proses-proses ini harus mengalami suatu perkembangan yang sesuai.
Sebagaimana kaum tani dan kaum pekerja manufaktur dari abad yang silam mengubah seluruh cara hidup mereka dan menjadi orang-orang yang sangat berbeda ketika mereka didorong ke dalam industri besar, dengan cara yang sama, kontrol komunal atas produksi oleh masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan perkembangan baru yang dihasilkannya, keduanya akan membutuhkan suatu jenis material manusia yang sepenuhnya berbeda.
Sebagaimana kaum tani dan kaum pekerja manufaktur dari abad yang silam mengubah seluruh cara hidup mereka dan menjadi orang-orang yang sangat berbeda ketika mereka didorong ke dalam industri besar, dengan cara yang sama, kontrol komunal atas produksi oleh masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan perkembangan baru yang dihasilkannya, keduanya akan membutuhkan suatu jenis material manusia yang sepenuhnya berbeda.
Orang-orang tidak akan lagi, sebagaimana saat ini,
ditundukkan pada suatu cabang tunggal produksi, terikat padanya, dieksploitasi
olehnya; mereka tidak akan lagi mengembangkan salah satu kecakapan
mereka dengan mengorbankan kecakapan-kecakapan yang lain; mereka tidak akan
lagi mengenal satu cabang saja, atau satu cabang dari sebuah cabang tunggal,
dari produksi secara keseluruhan. Bahkan industri sebagaimana yang ada sekarang
sedang mendapati orang-orang itu semakin lama semakin kurang berguna.
Industri yang dikontrol oleh masyarakat secara
keseluruhan, dan dioperasikan seturut suatu rencana, mensyaratkan
manusia-manusia yang dewasa, yang kecakapan-kecakapannya berkembang secara
seimbang, yang mampu melihat sistem produksi dalam keseluruhannya.
Bentuk pembagian kerja yang membuat seorang menjadi
tani, yang lain tukang sepatu, yang ketiga seorang pekerja pabrik, yang keempat
seorang operator pasar saham, telah digangsir oleh mesin dan akan lenyap sama
sekali. Pendidikan akan membuat orang-orang muda mampu cepat mengakrabkan diri
mereka dengan seluruh sistem produksi dan beralih dari satu cabang produksi ke
cabang yang lain sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat atau
keinginan mereka sendiri. Dengan demikian pendidikan akan membebaskan mereka
dari karakter tidak-seimbang yang ditanamkan ke dalam tiap-tiap individu oleh
pembagian kerja yang sekarang. Dengan jalan itu, masyarakat Komunis akan
memungkinkan anggota-anggotanya menggunakan secara penuh kecakapan-kecakapan
mereka yang berkembang secara komprehensif. Tapi, ketika ini terjadi,
kelas-kelas secara niscaya akan lenyap. Oleh karena itu, masyarakat yang
diorganisir di atas sebuah basis Komunis tidak selaras dengan keberadaan
kelas-kelas di satu pihak, dan bahwa pembangunan masyarakat seperti itu
menyediakan alat untuk menghapus perbedaan-perbedaan kelas di pihak lain.
Konsekuensi alami dari semua ini adalah bahwa
perbedaan antara kota dan desa ditakdirkan untuk lenyap. Manajemen pertanian
dan industri oleh orang-orang yang sama alih-alih dua kelas orang yang berbeda
adalah, jika hanya untuk alasan-alasan yang murni material, suatu kondisi
niscaya dari asosiasi (kerjasama) Komunis. Pembubaran populasi pertanian,
bersama dengan berjubelnya populasi industrial ke kota-kota besar, adalah suatu
kondisi yang datang dari keadaan yang terbelakang baik pertanian maupun
industri, dan sudah bisa dirasakan sebagai suatu penghalang bagi perkembangan
lebih lanjut.
Kerjasama umum dari semua anggota masyarakat untuk
tujuan pemanfaatan terencana atas tenaga-tenaga produksi, ekspansi produksi
hingga pada titik di mana produksi akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua
orang, penghapusan suatu situasi di mana kebutuhan-kebutuhan segelintir orang
dipenuhi dengan mengorbankan kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain, likuidasi
sepenuhnya terhadap kelas-kelas dan konflik-konflik mereka, perkembangan yang
utuh dari kapasitas-kapasitas semua anggota masyarakat melalui penghapusan
pembagian kerja seperti yang ada saat ini, melalui pendidikan industrial,
melalui keterlibatan dalam beragam aktivitas, melalui partisipasi oleh semua orang
dalam menikmati apa yang diproduksi oleh semua orang, melalui perpaduan kota
dan desa – hal-hal ini adalah konsekuensi-konsekuensi utama dari penghapusan
kepemilikan pribadi.
- 21 -
Apa kelak pengaruh masyarakat komunis terhadap keluarga?
Apa kelak pengaruh masyarakat komunis terhadap keluarga?
Masyarakat komunis akan mentransformasi relasi-relasi
di antara jenis-jenis kelamin menjadi suatu urusan yang murni pribadi, yang
menyangkut hanya pribadi-pribadi yang terlibat dan tidak ada peluang bagi
masyarakat untuk mencampurinya. Masyarakat komunis bisa melakukan ini karena ia
sudah mengakhiri kepemilikan pribadi dan mendidik anak-anak di atas basis
komunal, dan dengan jalan ini menyingkirkan dua basis dari perkawinan
tradisional – ketergantungan yang berakar dalam kepemilikan pribadi, yakni
ketergantungan perempuan kepada laki-laki dan ketergantungan anak-anak pada
orang tua.
Dan di sinilah jawaban terhadap hingar-bingar para
filistin bermoral tinggi terhadap “komunitas perempuan.”[7]
Komunitas perempuan adalah suatu kondisi yang ada sepenuhnya dalam masyarakat
borjuis, dan yang sekarang mendapati ekspresi sepenuhnya dalam prostitusi.
Tetapi prostitusi didasarkan pada kepemilikan pribadi, dan jatuh bersama
dengannya. Jadi, masyarakat Komunis, alih-alih memberlakukan komunitas
perempuan, faktanya malah menghapuskannya.
- 22 -
Apa kelak sikap Komunisme terhadap kebangsaan-kebangsaan yang ada?
Apa kelak sikap Komunisme terhadap kebangsaan-kebangsaan yang ada?
Kebangsaan-kebangsaan dari orang-orang yang mengasosiasikan
diri mereka sesuai dengan prinsip komunitas akan terdorong untuk bercampur satu
sama lain sebagai akibat dari asosiasi ini, dan dengan demikian membubarkan
diri mereka sendiri, sebagaimana berbagai perbedaan estate (kelompok
sosial) dan kelas pasti lenyap melalui penghapusan basis mereka, yakni
kepemilikan pribadi.[8]
- 23 -
Apa kelak sikapnya terhadap agama-agama yang ada sekarang?
Apa kelak sikapnya terhadap agama-agama yang ada sekarang?
Semua agama sampai sekarang merupakan ekspresi dari
tahapan-tahapan historis dari perkembangan tiap-tiap individu atau
kelompok-kelompok orang. Tapi Komunisme adalah tahap perkembangan historis yang
membuat semua agama yang ada jadi tak diperlukan, dan akan menyebabkan
pelenyapannya.[9]
- 24 -
Bagaimana kaum Komunis berbeda dengan kaum sosialis?
Bagaimana kaum Komunis berbeda dengan kaum sosialis?
Yang dinamakan kaum sosialis terbagi dalam tiga
kategori.
[Kaum Sosialis Reaksioner:]
Kategori pertama terdiri dari para penganut masyarakat
feodal dan patriarki yang telah dihancurkan, dan masih sedang dihancurkan
setiap hari, oleh industri besar dan perdagangan dunia serta ciptaan mereka,
masyarakat borjuis. Kategori ini menyimpulkan, dari kejahatan-kejahatan
masyarakat yang ada sekarang, bahwa masyarakat feodal dan patriarki harus
dipulihkan karena bebas dari kejahatan-kejahatan tersebut. Dengan satu atau
lain cara, semua usulan mereka diarahkan pada tujuan ini.
Kategori kaum sosialis reaksioner ini, meski kelihatan
berpihak dan mencucurkan air mata karena kesengsaraan proletariat, toh
ditentang secara enerjetik oleh kaum Komunis karena alasan-alasan berikut:
i.
Ia berjuang untuk sesuatu yang sama
sekali mustahil.
ii. Ia berusaha
mendirikan kekuasaan aristokrasi, para pemilik gilda, para produsen kecil, dan
gerombolan raja-raja, pejabat-pejabat, serdadu-serdadu, dan imam-imam absolut
atau feodal – suatu masyarakat yang sudah barang tentu bebas dari
kejahatan-kejahatan masyarakat sekarang, tapi yang telah menyebabkan kejahatan
yang sama banyak, tanpa menawarkan kepada kaum pekerja tertindas prospek
pembebasan melalui suatu revolusi Komunis.
iii. Segera setelah
proletariat menjadi revolusioner dan komunis, kaum sosialis reaksioner ini
memperlihatkan warna sejati mereka dengan segera bersatu dengan borjuasi untuk
melawan kaum proletar.
[Kaum Sosialis Borjuis:]
Kategori kedua terdiri dari para penganut masyarakat
masa kini yang takut akan masa depannya karena kejahatan-kejahatan yang secara
niscaya telah ditimbulkannya. Karena itu, apa yang mereka inginkan adalah
mempertahankan masyarakat ini sementara pada saat yang sama menyingkirkan
kejahatan-kejahatan yang merupakan bagian yang inheren dengannya.
Demi tujuan ini, beberapa mengusulkan sekadar langkah-langkah kesejahteraan – sementara yang lain-lainnya tampil ke depan dengan sistem reforma yang mengesankan, yang, di bawah kepura-puraan mengorganisir ulang masyarakat, pada kenyataannya dimaksudkan untuk melestarikan fondasi-fondasi, dan dengan demikian kehidupan, masyarakat yang ada sekarang.
Demi tujuan ini, beberapa mengusulkan sekadar langkah-langkah kesejahteraan – sementara yang lain-lainnya tampil ke depan dengan sistem reforma yang mengesankan, yang, di bawah kepura-puraan mengorganisir ulang masyarakat, pada kenyataannya dimaksudkan untuk melestarikan fondasi-fondasi, dan dengan demikian kehidupan, masyarakat yang ada sekarang.
Kaum Komunis harus dengan tiada henti berjuang melawan
kaum sosialis borjuis ini, karena mereka bekerja untuk musuh-musuh kaum Komunis
dan melindungi masyarakat yang ingin digulingkan kaum komunis.
[Kaum Sosialis Demokratik:]
Akhirnya, kategori ketiga terdiri dari kaum sosialis demokratik yang
menyokong beberapa kebijakan yang dianjurkan kaum Komunis, sebagaimana
digambarkan dalam Pertanyaan 18, tapi bukan sebagai bagian dari transisi menuju
Komunisme, melainkan sebagai kebijakan-kebijakan yang mereka percaya akan
memadai untuk menghapuskan kesengsaraan dan kejahatan-kejahatan masyarakat masa
kini.
Kaum sosialis demokratik ini entah kaum proletar yang belum begitu jelas tentang syarat-syarat pembebasan kelas mereka, atau perwakilan-perwakilan borjuasi kecil, suatu kelas yang, sebelum pencapaian demokrasi dan kebijakan-kebijakan sosialis yang diajukannya, memiliki banyak kesamaan kepentingan dengan proletariat.
Karena itu, dalam momen-momen aksi, kaum Komunis akan diharuskan untuk tiba pada suatu persetujuan dengan kaum sosialis demokratik ini, dan secara umum mengikuti sejauh mungkin suatu kebijakan bersama dengan mereka – dengan syarat kaum sosialis ini tidak melayani borjuasi penguasa dan menyerang komunis.
Jelaslah bahwa bentuk kerjasama dalam aksi ini tidak
mengesampingkan diskusi tentang perbedaan-perbedaan yang ada.
- 25 -
Apa sikap kaum Komunis terhadap partai-partai politik lain dari zaman kita?
Apa sikap kaum Komunis terhadap partai-partai politik lain dari zaman kita?
Sikap ini berbeda di negeri-negeri yang berbeda.
Di Inggris, Prancis, dan Belgia, di mana borjuasi
memerintah, kaum komunis masih memiliki suatu kepentingan bersama dengan
berbagai partai demokratik, suatu kepentingan yang menjadi semakin besar ketika
semakin dekat langkah-langkah sosialis yang mereka dukung mendekati
tujuan-tujuan kaum Komunis – yakni, semakin jelas dan pasti mereka
merepresentasikan kepentingan-kepentingan proletariat dan semakin mereka
bergantung pada proletariat untuk dukungan. Di Inggris, misalnya, kaum Chartis[10]
kelas-pekerja sangat dekat dengan kaum Komunis ketimbang kaum demokrat
borjuis-kecil atau yang dikenal sebagai kaum Radikal.
Di Amerika, di mana sebuah konstitusi demokratik telah
ditegakkan, kaum komunis harus membuat tujuan bersama dengan partai yang akan
menggunakan konstitusi ini untuk melawan borjuasi dan menggunakannya untuk
kepentingan-kepentingan proletariat – yakni, dengan kaum Reformis Nasional
agraria[11].
Di Swiss, kaum Radikal, kendati suatu partai yang
beragam, adalah satu-satunya kelompok yang dengannya kaum Komunis bisa bekerja
sama, dan, di antara kaum Radikal ini, kaum Vaudois dan Genevese adalah yang
paling maju.
Di Jerman, akhirnya, perjuangan yang menentukan
sekarang adalah perjuangan antara borjuasi dan monarki absolut. Karena kaum
Komunis tidak bisa memasuki perjuangan menentukan antara mereka dan borjuasi
hingga borjuasi berkuasa, karena itu kaum Komunis berkepentingan untuk membantu
borjuasi berkuasa sesegera mungkin agar bisa menggulingkannya secepat mungkin.
Karena itu, melawan pemerintahan-pemerintahan, kaum Komunis harus terus
mendukung partai liberal radikal, dengan waspada menghindari penipuan-penipuan
dari kaum borjuasi dan tidak jatuh ke dalam janji-janji memikat tentang
faedah-faedah yang konon akan dibawa oleh kemenangan borjuis bagi proletariat.[12]
Faedah satu-satunya yang akan diambil proletariat dari suatu kemenangan borjuis
akan terdiri dari:
i. berbagai
konsesi yang akan memfasilitasi penyatuan proletariat menjadi sebuah kelas yang
erat-berpadu, layak bertempur, dan terorganisir; dan
ii. kepastian
bahwa, setelah monarki-monarki absolut jatuh, perjuangan antara borjuasi dan proletariat
akan dimulai. Dari hari itu dan seterusnya, kebijakan kaum Komunis akan sama
dengan yang sekarang di negeri-negeri di mana borjuasi sudah berkuasa.
Catatan
Catatan kaki berikut berasal dari edisi bahasa
Mandarin dari Selected Works of Marx and Engels ([Pilihan Karya Marx dan
Engels], yang diterbitkan di Peking oleh Foreign Languages Press, 1977), dengan
tambahan-tambahan editorial oleh marxists.org.
[1] Tanya-Jawab,
seperti dalam tradisi Kristen Barat dalam rangka mengajarkan pokok-pokok
kepercayaan kepada calon anggota jemaat atau calon penerima sidi atau baptisan.
[Pent.]
[2] Dalam
karya-karya yang mereka tulis dalam periode-periode yang lebih belakangan, Marx
dan Engels mengganti “sale of labour” (penjualan kerja), “value of labour”
(nilai kerja), dan “price of labour” (harga kerja), sebagaimana digunakan di
sini, dengan konsep-konsep yang lebih akurat yang diperkenalkan pertama kali
oleh Marx, yakni “sale of labour power” (penjualan tenaga kerja), “value of
labour power” (nilai tenaga kerja), dan “price of labour power” (harga tenaga
kerja).
[3] Gilda adalah
sebuah asosiasi pengrajin atau pekerja terampil (tukang tenun, tukang batu, pekerja
gelas, tukang kayu, pandai besi, dsb.) yang biasa ditemui pada zaman Abad
Pertengahan di kota-kota medieval. Lewat gilda ini, para pengrajin saling
menolong dan melindungi pekerjaan dan cabang industri mereka dari persaingan.
Dengan bangkitnya kapitalisme, gilda-gilda ini perlahan-lahan menghilang karena
kalah bersaing dengan sistem pabrik yang jauh lebih produktif dan efisien.
[Ed.]
[4] Dalam
manuskrip, di sini Engels meninggalkan setengah halaman kosong. Draft of the
Communist Confession of Faith memiliki jawaban atas pertanyaan yang sama.
[5] Kaum baron
adalah pemilik tanah pada zaman feodal. Kaum hamba dan keluarga mereka terikat
pada kaum baron dan tanahnya. Mereka diharuskan menggarap tanah milik tuan
mereka dan melakukan kerja-kerja lain untuk tuan mereka selama sebagian dari
waktu mereka, dan baru setelah itu mereka dapat menggarap tanah milik mereka
sendiri. Mereka tidak boleh meninggalkan tanah mereka tanpa seizin tuan mereka.
Mereka juga harus siap menjadi prajurit dan pergi berperang untuk tuan mereka.
[Ed.]
[6] Emigran yang
dimaksud di sini adalah kaum kapitalis, tuan tanah, dan penguasa kaya yang
melarikan diri dan membawa kabur kekayaannya ke luar negeri. [Ed.]
[7] Kaum borjuasi
menuduh bahwa Komunisme akan menciptakan masyarakat di mana perempuan akan
dibagi-bagi di antara laki-laki, yang disebut juga oleh mereka sebagai
“komunitas perempuan”. [Ed.]
[8] Catatan Engels
“bleibt” (tidak berubah), jelas merujuk pada jawaban yang tercantum dalam Draft
Juni di bawah Pertanyaan 21.
[10] Kaum Chartis
adalah para partisipan dalam gerakan politik kaum pekerja Inggris yang
berlangsung dari 1830-an hingga pertengahan 1850-an. Mereka mengadopsi
People’s Charter (Piagam Rakyat) sebagai slogan, dan menuntut hak pilih
universal dan serangkaian syarat yang menjamin hak-hak memilih bagi semua
pekerja. Lenin mendefinisikan Chartisme sebagai “gerakan revolusioner
proletarian pertama yang luas, sungguh-sungguh massal, dan terorganisir secara
politis” (Collected Works, Eng. ed., Progress Publishers, Moscow, 1965, Vol.
29, p. 309.) Keruntuhan gerakan Chartis disebabkan oleh menguatnya monopoli
industrial dan komersial Inggris dan suap kepada lapisan atas kelas pekerja
("aristokrasi buruh") oleh borjuasi Inggris dari super-profit yang
mereka raih. Kedua faktor ini bermuara pada menguatnya tendensi-tendensi
oportunis dalam strata aristokrasi buruh ini, sebagaimana terungkap, secara
khusus, dalam penolakan para pemimpin serikat buruh untuk mendukung Chartisme.
[11] Barangkali
suatu rujukan pada National Reform Association (Asosasi Reforma Nasional), yang
didirikan pada 1840-an oleh George H. Evans, dengan markas besar di New York
City, yang mempunyai motto, “Vote Yourself a Farm” (Berikanlah bagi dirimu
sendiri suara untuk sebuah lahan pertanian).
[12] Sejarah
membuktikan bahwa ternyata kaum borjuasi Jerman tidak mampu mengemban
tugas-tugas revolusi demokratik. Pada 1848, setahun setelah “Prinsip-Prinsip
Komunisme” ditulis, serangkaian revolusi meledak di Eropa. Di Jerman,
awalnya Marx dan Engels mengira bahwa kaum borjuasi Jerman akan mampu
menumbangkan monarki Jerman dan mendirikan sebuah republik demokrasi borjuis.
Akan tetapi ternyata kaum borjuasi Jerman lebih takut pada kaum proletar
daripada kekuatan-kekuatan feodalisme. Mereka justru memainkan peran
kontra-revolusioner dan segera mengkhianati revolusi 1848 di Jerman. Dari
pengalaman ini, Marx menyimpulkan di dalam artikelnya “Kaum Borjuasi dan
Kontra-Revolusi” yang ditulisnya pada 1848 setelah pengkhianatan kaum borjuasi
Jerman:
“Kaum borjuasi Jerman tumbuh dengan begitu malas,
ragu-ragu, dan lambat, sehingga ketika ia berhadap-hadapan melawan feodalisme
dan absolutisme, dia melihat dirinya berhadap-hadapan pula dengan kaum
proletariat dan semua lapisan kelas menengah yang kepentingan-kepentingan dan
gagasan-gagasannya serupa dengan kaum proletariat. Dan kaum borjuasi Jerman
menemukan tidak hanya satu kelas di belakangnya, tetapi seluruh Eropa
menentangnya. Tidak seperti kaum borjuasi Prancis pada 1789, kaum borjuasi
Prusia, ketika mereka menghadapi monarki dan aristokrasi, yakni para perwakilan
dari masyarakat yang lama, bukanlah sebuah kelas yang berbicara atas nama
seluruh masyarakat modern. Ia telah menjadi semacam estate (kelompok
sosial), yang berseberangan dengan Monarki dan juga dengan rakyat, yang ingin
melawan keduanya, ragu-ragu terhadap keduanya, karena ia selalu melihat kedua
kubu ini (Monarki dan rakyat) di depannya atau di belakangnya. Sejak awal ia
sudah cenderung untuk mengkhianati rakyat dan berkompromi dengan para
perwakilan masyarakat yang lama, karena dia sendiri adalah bagian dari
masyarakat yang lama.”
Inilah yang menjadi cikal bakal dari teori Revolusi
Permanen yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Trotsky, yakni bahwasanya
kaum borjuasi sudah tidak lagi memiliki karakter revolusioner yang
memungkinkannya untuk memenuhi tugas-tugas revolusi demokratik, dan oleh
karenanya tugas ini jatuh ke tangan kaum proletariat. [Editor]
0 komentar:
Posting Komentar